Mungkin diantara kita masih banyak yang salah atau
tidak mengerti bagaimana cara menggunting kuku sesuai yang dicontohkan oleh
Rasulullah. karena kita menganggap bahwa perkara ini adalah hal yang sepele
sehingga kita tidak mempedulikan tangan atau kaki yang mana yang harus
didahulukan untuk dipotong terlebih dahulu, kiri atau kanan?? Padahal Islam itu adalah agama yang sangat
sempurna, bagaimana tidak dari bangun tidur sampai kita tidur kembali pada
malam hari semua itu jelas ada tata caranya. Nah, untuk perkara yang satu ini Rasulullah Saw. telah memberikan contoh kepada kita bagaimana cara memotong kuku yang benar.
Nah, berikut ini akan membahas seputar adab menggunting kuku menurut sunah Nabi Saw.
1. Hukum Dan Hikmah Memotong Kuku
Memotong kuku adalah amalan sunah. Sebagaimana
disebutkan dalam hadis dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha: “Sepuluh perkara yang
termasuk fitrah (sunnah): memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak,
memasukkan air ke hidung, memotong kuku, membasuh sendi-sendi, mencabut bulu
ketiak, mencukur bulu ari-ari, bersuci dengan air (beristinja), berkata
Zakaria: “berkata Mus’ab: “Aku lupa yang kesepuluh kecuali berkumur.”
Sebagaimana diriwayatkan daripada Anas bin Malik:
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al-Bari, bahawa Ibnu ‘Umar Radhiallahu ‘anhu menanam potongan kuku.
Menurut kitab Al-Ihya’, jika seseorang dalam keadaan junub atau berhadas besar, janganlah dia memotong rambut, kuku atau memotong sesuatu yang jelas daripada badannya sebelum dia mandi junub. Kerana segala potongan itu di akhirat kelak akan kembali kepadanya dengan keadaan junub.
Tabiat memanjangkan kuku dan membiarkannya tanpa dipotong adalah perbuatan yang bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihhi wasallam, karena beliau menggalakkan supaya memotong kuku. Jika dibiarkan kuku itu panjang, niscaya banyak perkara-perkara yang membabitkan hukum seperti wudhu, mandi wajib dan sebagainya.
Sebagaimana diriwayatkan daripada Anas bin Malik:
Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fath al-Bari, bahawa Ibnu ‘Umar Radhiallahu ‘anhu menanam potongan kuku.
Menurut kitab Al-Ihya’, jika seseorang dalam keadaan junub atau berhadas besar, janganlah dia memotong rambut, kuku atau memotong sesuatu yang jelas daripada badannya sebelum dia mandi junub. Kerana segala potongan itu di akhirat kelak akan kembali kepadanya dengan keadaan junub.
Tabiat memanjangkan kuku dan membiarkannya tanpa dipotong adalah perbuatan yang bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihhi wasallam, karena beliau menggalakkan supaya memotong kuku. Jika dibiarkan kuku itu panjang, niscaya banyak perkara-perkara yang membabitkan hukum seperti wudhu, mandi wajib dan sebagainya.
Sekali lagi ini adalah bentuk menghilangkan segala
kotoran yang melekat di celah kuku, apalagi jika kuku dibiarkan panjang.
2. Cara Dan Benda Untuk Memotong Kuku
Menurut Imam an-Nawawi, sunah memotong kuku bermula
jari tangan kanan keseluruhannya dan dimulai dari jari kelingking lalu sampai
pada ibu jari, kemudian tangan kiri dari jari kelingking ke ibu jari.
Sementara alat untuk memotong kukunya dapat
menggunakan gunting, pisau atau benda khas yang tidak menyebabkan mudharat pada
kuku atau jari seperti alat pemotong kuku.
Setelah selesai memotong kuku, sebaiknya segera
membasuh tangan dengan air. Ini karena jika seseorang itu menggaruk anggota
badan, dikahawatirkan akan menyebabkan penyakit kusta.
Menurut kitab al-Fatawa al-Hindiyah dalam mazhab
Hanafi bahawa makruh memotong kuku dengan menggunakan gigi juga akan
menyebabkan penyakit kusta.
3. Waktu Memotong Kuku
“Telah ditentukan waktu kepada kami memotong kumis,
memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu ari-ari agar kami tidak
membiarkannya lebih daripada empat puluh malam.”
“Adapun menurut Imam asy-Syafi’e dan ulama-ulama
asy-Syafi’eyah, sunah memotong kuku itu sebelum mengerjakan sembahyang Juma’at,
sebagaimana disunatkan mandi, bersiwak, memakai wewangian, berpakaian rapi
sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Juma’at,” (Hadis riwayat
Muslim)
4. Memanjangkan Kuku Dan Mewarnainya ( Cutex)
Adapun dalam hal mewarnai kuku (cutex), perempuan
yang bersuami adalah haram mewarnai kuku jika suaminya tidak mengizinkan.
Sementara perempuan yang tidak bersuami pula, haram baginya mewarnai kuku.
Demikian juga jika pewarna itu diperbuat dari benda najis karena akan
menghalang daripada masuknya air saat berwudhu.
Nah, itu adalah pembahasan mengenai adab memotong kuku. Jika kita mencintai Rasulullah tentu kita akan mengikuti apa yang Rasulullah lakukan, walaupun itu adalah perkara yang sangat kecil sekalipun. Jika kita belum mampu untuk mengikuti semua perilaku yang Rasulullah contohkan, mulailah ikuti dari perkara yang sangat kecil sekalipun. Jangan kita melupakan sunnah Rasulullah karena kita disibukan oleh urusan duniawi yang sangat melenakan kita sehingga kita malas dan tidak mempunyai waktu untuk mengkaji Islam dan akhirnya kita melupakan apa tujuan sebenarnya kita hidup di dunia???
Wa'allahualam...
Wa'allahualam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar